SEJARAH MASA PEMERINTAHAN GUBERNUR JENDERAL H.W. DAENDELS DAN JAN WILLEM JANSSENS DI PULAU JAWA 1808-1811M
Abstract
Bangsa Indonesia memiliki perjalanan sejarah panjang, mulai jaman Sunda Besar, kolonialisme Portugis, Spanyol, VOC, Hindia Timur (Belanda Pepublik Bataaf-Perancis), Kerajaan Inggris (EIC), Hindia Belanda, Pendudukan Tentara Jepang, Perjuangan Kemerdekaan, NKRI, hingga sampai ke masa milennium ke-3 dewasa ini. Namun sangat disayangkan hanya sebagian kecil saja dari bangsa ini yang mengerti dan memahami “nilai” yang berada dibalik berbagai peristiwa sejarah tersebut. Oleh sebab itu, “kesadaran sejarah sebuah bangsa” hendaknya mendapat “perhatian yang sungguh-sungguh”, agar masyarakat memahami perjalanan sejarah bangsanya. Berbagai peristiwa yang dialami oleh bangsa Indonesia di masa lampau merupakan pengalaman sejarah yang sangat penting dan berharga. Istilah “Hindia Timur” digunakan untuk menyebut wilayah koloni Kerajaan Belanda yang berada di wilayah Asia. Istilah ini digunakan oleh bangsa Eropa lainnya, seperti; Inggris (East Indie), Belanda (Oost Indie) maupun Perancis (Indie Orientale). Berdasarkan laporan yang dibuat Daendels, sebelum kedatangannya ke P. Jawa, wilayah Hindia Timur meliputi wilayah P.Jawa, kepulauan Maluku, Makassar di P. Sulawesi, dan beberapa wilayah lain seperti Palembang di P.Sumatera, Banjarmasin di P. Kalimantan dan sejumlah pulau lain seperti Sumbawa, Bangka, Belitung, Timor dan Seram. Semua wilayah koloni ini berada di bawah kekuasaan gubernur jenderal dan Dewan Hindia (Raad van Indie) yang berkedudukan di Batavia. Sementara itu, wilayah P.Jawa, terbagi menjadi empat wilayah administratif yakni Batavia, Kesultanan Cirebon, wilayah Pantai Timur Laut Jawa (Noord-Oostkust), dan Ujung Timur pulau Jawa (Oost-hoek). Berbagai peristiwa sejarah mengajarkan bukti mengenai “kebenaran” dan “kesalahan”, untuk dijadikan pengalaman, bahan renungan, pedoman sekaligus pegangan hidup bangsa Indonesia dalam menjalani kehidupan hari ini dan merencanakan masa depan. Bung Karno dalam salah satu pidatonya berpesan pada seluruh rakyat Indonesia agar “Jangan sekali – sekali melupakan sejarah”, dan lebih populer dengan istilah “Jas Merah”. Dengan kata lain sejarah harus menjadi pedoman , bahwa hari ini kita harus mempersiapkan generasi yang unggul demi keberlangsungan Bangsa Indonesia di masa depan
Keywords
Peristiwa, Sejarah, Nilai