Abstract

Kawasan Bintaro yang dibagun sejak awal tahun 90 an dicanangkan sebagai kota  satelit mandiri Kawasan ini dibagi ke dalam sistem sektor sebanyak 1-9 dengan fungsi hunian dan ‘kota taman’.  Menyesuaikan dengan perkembangan zaman, saat ini  Bintaro  sedang berbenah menjadi smart city. Dalam penataan sebuah Kawasan perkotaan dibutuhkan suatu sistem terpadu untuk mendukung kenyamanan penduduk yang tinggal dan beraktivitas di Kawasan tersebut. Salah satunya dicapai melalui karya visual yang dapat mendukung kenyamanan dan mobilitas individu yang beraktivitas di wilayah tersebut. Wayfinding dalam Signsystem pada pengembangan wilayah baru sekitar jalan boulevard UPJ menuju kampus UPJ inilah yang belum dilengkapi oleh Pengelola Kawasan Bintaro.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memunculkan kekhasan budaya lokal pada objek urban melalui desain signage di wilayah Bintaro. Melalui pendekatan teori antropometri dari desain komunikasi visual,  diharapkan dapat membantu dalam penempatan elemen-elemen visual seperti teks, gambar, dan grafik dalam tata letak untuk memastikan bahwa pesan-pesan dapat dengan mudah dilihat, dibaca, dan dipahami oleh audiens dengan berbagai ukuran mata dan jarak pandang. Selain hal – hal yang bersifat teknis, dibutuhkan pula sebuah identitas kota yang dapat mendukung branding kota tersebut, karena letak geografisnya yang berada di wilayah provinsi Banten, maka diupayakan identitas kota yang muncul dari kearifan lokal budaya Banten. Dalam merancang sebuah signage yang baik dibutuhkan harmonisasi antara elemen-elemen seperti; unsur kedalaman informasi, tipografi, material, warna, kerumitan, skala dan ukuran

Keywords

Local wisdom, signage, wayfinding

Full Text

PDF